Namun sebelum itu, OZAAsal-usul dan Penyebaran Jahe Sebagai tanaman yang telah ada sejak zaman dahulu, keberadaan jahe di Indonesia tidak diketahui secara jelas asal-usulnya.
Tetapi, jika merunut berdasar riwayat perdagangan yang dilakukan pada zaman kuno, para pedagang Indonesia sering berdagang dengan beberapa pedagang dari berbagai negara .
Di antaranya pedagang dari Cina , India, Arab, dan yang berikutnya Eropa.
Di antara para pedagang tersebut, yang tergolong paling sering melakukan perdagangan dengan masyarakat Indonesia adalah pedagang Cina dan India.
Di kedua negara tersebut, jahe memang telah ada jauh sebelum dikenal di Indonesia.
Di Cina sendiri, tanaman jahe telah dikenal sejak zaman Confucious, seorang filsuf (sekitar tahun 551-479 SM) Di India, jahe bukan hanya dikenal tetapi telah familier karena sering digunakan sebagai obat.
Seorang pakar botani asal Uni Soviet, Nikolai Ivanovich Vavinov mengatakan bahwa sebenarnya jahe telah lama dibudidayakan di India baru kemudian diekspor ke Cina.
Sejak saat itu, persebaran jahe semakin meluas ke berbagai belahan dunia.
Bahkan sampai ke Asia dan Eropa karena dibawa oleh para pedagang Arab Indonesia sendiri adalah salah satu negara di kawasan Asia juga telah mengenal jahe sejak lama.
Hanya saja, pada mulanya jahe tidak ditanam secara luas.
Hanya daerah-daerah tertentu saja yang ditanami jahe, antara lain Bengkulu (tepatnya di Raja Lebong), Jawa Barat (Bogor dam Kuningan), Jawa Timur, Jawa Tengah (terutama Magelang), dan Yogyakarta.
Pasalnya, jahe bukan tanaman yang dapat hidup di sembarang tempat.
Itulah sebabnya kala itu di Indonesia, jahe hanya bisa ditemukan di daerah-daerah tertentu saja. Persebaran jahe di beberapa wilayah di Indonesia membuatnya dikenal dengan banyak nama.
Ini karena keragaman budaya, suku, dan bahasa sehingga satu benda yang memiliki banyak nama.
Tak hanya di Indonesia, jahe juga mempunyai banyak nama di negara asalnya.
Contohnya, di India, jahe memiliki beberapa sebutan berbeda, yaitu adu, ada, dan ale.
Di Cina dikenal dengan sebutan chiang p'i, khan ciang, kiang, dan sheng chiang.
Melihat dari asal usul dan riwayat penyebaran jahe baik di Indonesia maupun di negara-negara di belahan dunia lain, diketahui bahwa jahe memang merupakan tanaman rempah kuno yang telah ada sejak ribuan tahun silam.
Keberadaannya bagi kehidupan manusia tidak hanya mencakup untuk kebutuhan membuat makanan/masak memasak, tetapi juga untuk kepentingan pengobatan.
Atas dasar dua alasan itu, jahe kemudian banyak diburu dan dicari.
Sehingga menyebabkannya semakin dikenal luas, bahkan di seantero dunia.
Klasifikasi Jahe Jahe memiliki nama latin Zingiber officinale Rosc yang masuk ke dalam golongan suku Zingiberaceae.
Nama Zingiber sendiri diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya "singabera" dan Zingiberi dari bahasa Yunani yang berarti tanduk.
Hal ini mungkin dikarenakan jahe sendiri memiliki bentuk yang menyerupai tanduk rusa.
Tetapi, jika merunut berdasar riwayat perdagangan yang dilakukan pada zaman kuno, para pedagang Indonesia sering berdagang dengan beberapa pedagang dari berbagai negara .
Di antaranya pedagang dari Cina , India, Arab, dan yang berikutnya Eropa.
Di antara para pedagang tersebut, yang tergolong paling sering melakukan perdagangan dengan masyarakat Indonesia adalah pedagang Cina dan India.
Memperoleh tanaman jahe yang unggul
Oleh ebab itu, yang paling memungkinkan adalah jahe dikenal melalui pedagang dari kedua negara tersebut.Di kedua negara tersebut, jahe memang telah ada jauh sebelum dikenal di Indonesia.
Di Cina sendiri, tanaman jahe telah dikenal sejak zaman Confucious, seorang filsuf (sekitar tahun 551-479 SM) Di India, jahe bukan hanya dikenal tetapi telah familier karena sering digunakan sebagai obat.
Seorang pakar botani asal Uni Soviet, Nikolai Ivanovich Vavinov mengatakan bahwa sebenarnya jahe telah lama dibudidayakan di India baru kemudian diekspor ke Cina.
Sejak saat itu, persebaran jahe semakin meluas ke berbagai belahan dunia.
Bahkan sampai ke Asia dan Eropa karena dibawa oleh para pedagang Arab Indonesia sendiri adalah salah satu negara di kawasan Asia juga telah mengenal jahe sejak lama.
Hanya saja, pada mulanya jahe tidak ditanam secara luas.
Hanya daerah-daerah tertentu saja yang ditanami jahe, antara lain Bengkulu (tepatnya di Raja Lebong), Jawa Barat (Bogor dam Kuningan), Jawa Timur, Jawa Tengah (terutama Magelang), dan Yogyakarta.
Pasalnya, jahe bukan tanaman yang dapat hidup di sembarang tempat.
Sejak saat itu, persebaran jahe semakin meluas ke berbagai belahan dunia.
Tempat tanam jahe harus pada tanah dengan ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut dan curah hujan antara 2.500-4.00o mm/tahun.Itulah sebabnya kala itu di Indonesia, jahe hanya bisa ditemukan di daerah-daerah tertentu saja. Persebaran jahe di beberapa wilayah di Indonesia membuatnya dikenal dengan banyak nama.
Ini karena keragaman budaya, suku, dan bahasa sehingga satu benda yang memiliki banyak nama.
Tak hanya di Indonesia, jahe juga mempunyai banyak nama di negara asalnya.
Contohnya, di India, jahe memiliki beberapa sebutan berbeda, yaitu adu, ada, dan ale.
Di Cina dikenal dengan sebutan chiang p'i, khan ciang, kiang, dan sheng chiang.
Melihat dari asal usul dan riwayat penyebaran jahe baik di Indonesia maupun di negara-negara di belahan dunia lain, diketahui bahwa jahe memang merupakan tanaman rempah kuno yang telah ada sejak ribuan tahun silam.
Keberadaannya bagi kehidupan manusia tidak hanya mencakup untuk kebutuhan membuat makanan/masak memasak, tetapi juga untuk kepentingan pengobatan.
Atas dasar dua alasan itu, jahe kemudian banyak diburu dan dicari.
Sehingga menyebabkannya semakin dikenal luas, bahkan di seantero dunia.
Klasifikasi Jahe Jahe memiliki nama latin Zingiber officinale Rosc yang masuk ke dalam golongan suku Zingiberaceae.
Nama Zingiber sendiri diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya "singabera" dan Zingiberi dari bahasa Yunani yang berarti tanduk.
Hal ini mungkin dikarenakan jahe sendiri memiliki bentuk yang menyerupai tanduk rusa.
Comments
Post a Comment